Wednesday, January 31, 2007

Surat untuk Sahabat

“Aku tidak takut bekerja keras. Tapi aku tidak mau bekerja untuk orang yang serakah...”


Sahabatku, jika suatu saat kau menjadi bos besar, apa yang ingin kau lakukan pada karyawanmu? --Maaf, aku tidak akan bertanya apa yang kau lakukan pada perusahaanmu. Karena aku yakin, kau lebih mengerti.--

Sahabatku, aku hanya titip permintaan. Anggap saja, ini suara nyinyir kaum buruh yang sudah redup. Pertama, bayarlah gaji karyawanmu sebelum keringatnya habis. Jangan sampai, karyawanmu bilang “Andaikata ada tanggal 32, pasti gajinya akan dibayar tanggal 32.” Berlakulah adil. Bukankah karyawan juga manusia yang memiliki kebutuhan?

Sahabatku, aku yakin, kau juga pernah merasakan bagaimana sakitnya seorang buruh yang menunggu bayaran yang tak kunjung datang? Aku yakin itu. Apalagi, jika ada kebutuhan mendesak, yang andalannya hanya gaji saja. Pasti kamu berharap agar gaji dibayar lebih awal. Jika memang peraturan ketenagakerjaan gaji karyawan harus keluar tangal 27, lakukanlah. Jangan menunggu tanggal 31 agar duitnya diputar dulu di bank.

Sahabatku… Kedua, aku minta penuhi hak-hak karyawan –tentunya hak selain gaji, hak cuti, hak mendapat perlindungan, dll. Karena, jika hak-hak karyawanmu sudah dipenuhi, aku yakin mereka akan bekerja dengan baik. Sekali lagi, jangan sekali-kali kau menyunat hak mereka.

Sahabatku, bukankah kau masih ingat saat training Corporate Social Responsibility –CSR- di Puncak itu. Saat pemutaran film buruh, ada satu kutipan menarik, “Aku tidak takut bekerja keras. Tapi aku tidak mau bekerja untuk orang yang serakah...” Kau masih ingat kawan…? itu “nyanyian” kaum buruh yang tertindas itu.

Terimakasih.

***


Untuk sahabatku, yang (mungkin) memiliki ambisi untuk menjadi bos besar!

0 Comments:

Post a Comment

<< Home