Maaf dari seribu tengkar!
Lusa, aku melakukan keegoisan dan acuh kepadamu, pertengkaran pun jadi.
Kemarin, aku berkhianat atas janji kepadamu, dan pertengkaran tambah meluap.
Pertengkaran demi pertengkaran selalu mewarnai hidupku!
Aku tidak kuat, sungguh aku tidak kuat setelah seribu kali kita bertengkar.
Tapi, kamu tidak mau lepas dari aku, atau malah aku yang tidak bisa lepas dari kamu.
Ah, ini bukti egoisku.
Aku minta maaf!
Seperti diceritakan seseorang kepadaku, di tengah remangnya bulan purnama, bulan ini, di Taman Ismail Marzuki.